Menembus pasar global sudah pasti
menjadi impian setiap produsen lokal, namun jalan yang ditempuh tentu juga tak
semudah memimpikannya. Berikut adalah beberapa merk lokal yang berhasil melesat
ke pasar internasional. Bagi kamu yang sedang merintis usaha sendiri,
perjuangan mereka semoga bisa menjadi inspirasi.
1. Raden Roro
Liquica Anggraini Raden Roro,
perancang busana asal Bandung meluncurkan label dengan namanya sendiri, Raden
Roro, di New York, Amerika Serikat, tiga tahun lalu. Ia mulai melebarkan sayap
di Tanah Air dengan menggandeng retail Harvey Nichols. Koleksi Liquica telah
dipasarkan di beberapa kota, seperti Arkansas, California Georgia, Illinois,
Minnesota, South Carolina, Virginia, New York, Tokyo, dan Dubai. Raden Roro Website.
2. Peter Says Denim
Dari kebiasaan mengubek-ubek
tumpukan baju di pedagang kaki lima, Peter Fimansyah kini menjadi pengekspor
busana ke berbagai negara. Semua itu mampu dicapai Peter hanya dalam waktu 1,5
tahun sejak ia membuka usahanya pada November 2008. Kini celana jeans, t-shirt
dan topi yang menggunakan merk Peter Says Denim menjadi busana favorit band
internasional seperti Before Their Eyes dan We Shot The Moon dari Kanada, serta
Not Called Jinx dari Jerman. Peter Says Denim Website.
3. Skaters For Hardcore Riders
lah, ini dia kaos yang paling saya gemari, dan saya juga
mengoleksinya dengan jumlah banyak. Skaters di dirikan pada tahun 1992 dengan
bussines core berupa tas, baju/kaos, aksesoris yang dibutuhkan anak-anak muda
untuk kegiatan olahraga skateboard dengan dipadukan oleh gaya berpakaian
‘street wear look’. Pada awalnya didirikan SKATERS forhardcoreriders
, masih merupakan home industri. Namun demikian, seiring berjalannya waktu dan
peningkatan kualitas seluruh komponen industri, seperti informasi management,
sumber daya manusia, serta di dukung oleh Information Tecknology, maka pada
saat ini SKATERS forhardcoreriders terus berusaha untuk menjadikan produknya,
sebagai market leader di bidang ‘main street wear’.
4. Crooz
Didirikan pada tahun 2003 oleh Max dan Ariana yang memiliki
kecintaan yang besar terhadap fashion dan musik, dengan ethos DIY ( do it
yourself ) mereka mulai membuat apparel yg awalnya hanya dijual kepada teman
teman dekat saja, karena kualitas produk yg mereka buat saat itu dirasakan
“berbeda” produk CROOZ menjadi sering dipesan oleh orang orang lain juga.
Seiring berjalannya waktu Brand crooz sudah mulai dikenal orang meskipun tidak
banyak. Pada tahun 2005 akhirnya mereka memutuskan untuk membuat concept outlet
sebuah konsep toko yang belum populer pada saat itu. Berisikan produk apparel,
rilisan CD dan merchandise band lokal berkualitas toko CROOZ mulai dikenal di
Jakarta sebagai tempat utk mencari barang barang “indie” yang jarang ditemui di
tempat tempat lain.Sebagai brand urban dengan konsep cutting edge CROOZ
memiliki konsumen tersendiri, tidak banyak namun sangat loyal dan bangga disebabkan
adanya hubungan komunikasi yang terjaga antara CROOZ dan konsumen secara tidak
langsung menjadi mutualisme dimana konsumen membutuhkan sesuatu yang bisa
mereprentasikan konsep cutting edge dan CROOZ hadir sebagai produsen yang tetap
setia pada jalurnya. konsep ini juga diaplikasikan oleh CROOZ di beberapa
negara di asia tenggara, terbukti brand CROOZ pada tahun 2011 ini sudah
memiliki cabang di negara negara tetangga seperti Malaysia, Singapore dan
Philippina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar